Hal yang Dilakukan saat Mabit di Muzdalifah
19 Agustus 2022 993x Haji, Religi, Uncategorized
Ibadah haji merupakan ibadah fisik. Oleh karena itu membutuhkan stamina yang sehat dan prima. Untuk dapat menjalankan ibadah, jamaah dianjurkan untuk beristirahat sejenak agar kesehatan fisik dan mentang tetap pulih dan terjaga. Salah satunya adalah Mabit (bermalam) di Muzdalifah sebagai rangkaian ibadah sebelum melanjutkan ritual ibadah lainnya. Kegiatan mabit ini bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada jamaah haji untuk beristirahat.
Mabit di Muzdalifah dilakukan pada malam 10 Dzulhijjah selepas wukuf di Arafah. Di bagian sebelah barat dari Muzdalifah ini terletak Masy’aril Haram, yaitu Jabal Quzzah. Sebagian Mufassir mengatakan, Masy’aril Haram adalah Muzdalifah seluruhnya.
Ditempat ini jamaah melakukan mabit atau wukuf, minimal telah melewati tengah malam. Memang yang lebih utama mabit dilakukan sampai selesai sholat subuh sebelum berangkat ke Mina untuk melakukan Jumrah Aqobah.
Para imam madzhab sependapat bahwa mabit di Muzdalifah hukumnya wajib, kecuali bagi seseorang yang mendapat udzur, misalnya bertugas melayani jamaah, sakit, merawat orang sakit, menjaga harta, dan lain-lain. Hal ini didasarkan juga pada firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 198, yang artinya: “Setelah kamu meninggalkan Arafah maka berdzikirlah mengingat Allah di Masy’aril Haram.”
Berdasarkan keterangan hadis Rasulullah SAW riwayat Jabir, sebagai berikut, “…Rasulullah mendatangi Muzdalifah, lalu shalat Maghrib dan Isya dengan adzan sekali dan dua kali iqomat, dan tidak shalat (sunat) di antara keduanya. Kemudian berbaring (tidur) sampai terbit fajar: Lalu shalat Subuh setelah jelas waktu Subuh dengan sekali adzan dan sekali iqomat. Kemudian mengendarai Qaswaa sehingga sampai di Masy’aril Haram lalu menghadap kiblat, berdo’a, bertakbir, bertahlil dan membaca kalimat tauhid lalu terus berwukuf sampai terang benar. Lalu berangkat sebelum terbit matahari……”
Menurut madzhab Syafi’i, jamaah harus berada di Muzdalifah walaupun sebentar dengan syarat harus berada di Muzdalifah, sekurang-kurangnya melewati pertengahan malam setelah wukuf di Arafah dan tidak perlu berdiam (al-muktsu), baik ia (jamaah haji) tahu sedang berada di Muzdalifah atau tidak.
Pun pendapat madzhab Hanafi, berada di Muzdalifah merupakan wajib haji, dan cukup sesaat sebelum fajar. Apabila tidak berada di Muzdalifah sebelum terbit fajar, jamaah haji harus membayar dam, kecuali ada alasan syar’i, seperti sakit, maka tidak apa-apa.
Begitu pula menurut madzhab Hambali, berada di Muzdalifah adalah wajib haji dan dapat dilakukan kapan saja, sejenak dari pertengahan kedua malam Nahar, bukan karena dia petugas pengairan atau penggembala.Dan menurut madzhab Maliki, termasuk wajib haji adalah turun di Muzdalifah sekedarnya dalam perjalanan setelah wukuf di Arafah pada malam hari, pada saat menuju Mina.
Untuk para jamaah yang melaksanakan ibadah haji, berikut merupakan hal-hal yang bisa dilakukan saat mabit di Muzdalifah:
- Shalat jama’ takhir maghrib dan isya’
- Boleh mengambil batu kerikil untuk persiapan lempar jumroh
- Tidur sampai terbit fajar (subuh)
- Berdoa di Masy’aril Haram
Nah itulah hal yang dilakukan saat mabit di Muzdalifah,
Sumber:
https://www.ihram.asia/wawasan/hal-yang-dilakukan-saat-mabit-di-muzdalifah
Jabbar, Abi Abdul. 2018. Mabit di Muzdalifah dan Mina, Bukan Sekedar Bermalam. https://www.madaninews.id/3280/mabit-di-muzdalifah-dan-mina-bukan-sekedar-bermalam.html, diakses pada 16 Agustus 2022 pukul 13.15.
Mungkin Anda tertarik membaca artikel berikut ini.
Keunikan Ritual Hatsumode di Kuil Jepang Selama Tahun Baru
Keunikan Ritual Hatsumode di Kuil Jepang Selama Tahun Baru Ritual Hatsumode adalah salah satu tradisi paling khas di Jepang yang dilakukan setiap awal tahun. Hatsumode merujuk pada kunjungan pertama ke kuil Shinto atau Buddha yang dilakukan oleh masyarakat Jepang untuk berdoa memohon keberuntungan di tahun yang baru. Tradisi ini tidak hanya menjadi momen spi... selengkapnya
Menikmati Keindahan Alam New Zealand di Musim Semi
Menikmati Keindahan Alam New Zealand di Musim Semi New Zealand, negara yang terkenal dengan pemandangan alam yang menakjubkan, adalah salah satu destinasi wisata paling memukau di dunia. Terlebih saat musim semi tiba, sekitar bulan September hingga November, negeri ini menyuguhkan pemandangan yang memanjakan mata. Bagi traveler berusia 25 hingga 40 tahun yan... selengkapnya
Sejarah PAFI di Indonesia
Sejarah PAFI di Indonesia Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) merupakan organisasi profesi tertua di Indonesia yang menaungi tenaga teknis kefarmasian. Didirikan di Yogyakarta 78 tahun silam, PAFI berperan penting dalam pengembangan dan pengawasan praktik kefarmasian di Indonesia. Latar Belakang Pendirian PAFI di Indonesia Pendirian PAFI tidak lepas dari... selengkapnya
Kontak Kami
Apabila ada yang ditanyakan, silahkan hubungi kami melalui kontak di bawah ini.
-
Hotline
081331333840 -
Whatsapp
6281230661206 -
LINE ID
reza_firdha -
Email
dreamholidays.co.id@gmail.com
Belum ada komentar